Sabtu, 10 Mei 2008

syair imam al-busyiri ra.

fasal pertama menerangkan syair² cinta



adakah karena engkau mengenang seorang di dzi salami ??? *
enkau cucurkan air mata bercampur darah dari pelupuk matamu??
ataukah karena hembusan angin dari arah khazimah ,
atau karena pancaran kilat di waktu gelap dari arah danau idlami ?
kenapa kedua matamu tetap bercucuran dengan air mata, walau engkau selalu menahanya,
dan kenapa pula pula hatimu tetap nampak bingung dan melamun walau engkau berusaha menahanya?
ah, adakah seseorang yg sedang asyik masyuk karena cinta, mengira cintanya itu tersembunyi di antara linangan air mata yg mengalir deras , dan hati yg menggelegak, bergelora , bergejolak???
bila bukan karena rindu yg menusuk hati , tak mungkin engaku menangis dan merarapi dirimu atas kenangan indah yang telah berlalu dan mengenang pohon alban yg engkau teduhi dan gunung² yang pernah engkau daki???
bagaimana engkau telah memungkiri cinta yg telah di saksikan oleh cucuran air mata dan sakit yg merana??
dan bukankah rindumu menggariskan yaitu cucuran air mata dan sakit parah dalam dirimu sehingga jelasnya bagaikan sekuntum bunga yg menempel pada ke dua pipimu yg melesung ???
ah, lalu lalang saja bayangan orang yg kucintai bahkan tidak bisa membuatku tidur, memang cinta itu merubah kelezatan menjadi sebuah penderitaan !
wahai orang² yg mencaci daku karena cintaku bagaikan cinta orang al-udzri.
ah, sekiranya mereka tau apa arti cinta maka meraka tak kan mencerca daku!!!
masalahku sudah sampai kepadamu , dan memang rahasiaku tidak tersembuyi dari pendusta dan apapun yg terjadi sakit ku tidak akan sembuh dengan semua itu.
semua itu engkau telah memberi daku nasehat, tai sayang aku tak menghiraukannya sebab orang yg telah mencinta itu buta dan tuli dari pencela dan pencerca!
dalam caci dan cela itu nasehat umurku yg menua tak ku hiraukan, padahal umur yg menua adalah nasehat yg jauh dari sebuah kebohongan!!!

fashal kedua menerangkan keburukan hawa nafsu

sesungguhanya hawa nafsuku terhadap kejelekan itulah yg tidak mau mendengarkan nasehat uban putih dan ketuaan, karena kebodohanya.

dan hawa nafsuku itulah yg tidak mau mempersiapkan perbuatan² yg baik untuk menjamu sang tamu yg tersemayam di atas kepalaku tanpa mengenal malu.

sekiranya daku mengetahui bila aku tidak bisa menghormatinya, tentu lebih baik aku bersembunyi saja dari hadapanya.

ah, siapakah gerangan yg dapat ,mengendalikan laju nafsu dari kesesatanya, seperti halnya mengendalikan laju kuda yg sesat dengan kendali .

karna itu,janganlah mengharap dengan maksiat,engkau bisa mematahkan kehendak nafsumu,ketauhuilah banyaknya makan itu memperkuat hawa nafsu yang serakah.

nafsu itu bagaikan bayi yang menyusu,apabila engkau biarkan ia akan tetap menetek tetapi bila engkau pisah ia pun akan berpisah dan tidak lagi menyusu.

karna itu lemparkanlah jauh-jauh kehendak hawa nafsumu dan waspadalah jangan sampai mempertuankannya,sebab hawa nafsu yg di pertuankan akan membuat buta dan tuli.

dan jaga hawa nafsumu dalam segala hal,sebab ia selalu mewarnai segala aktifitas,karna itu jangan engkau biarkan ia bebas merdeka walaupun ia menawarkan janji manis bagi mereka yg tergoda.

betapa ia mempesona seseorang dengan cara mematikan,ketiaka mereka tidak tahu bahwa racun terdapat dalam makanan yg berlemak.

takutlah kamu akn bencana yg di sebabkan oleh lapar dan kenyang,sebab betapa banyak lapar itu lebih buruk akibatnya dari pada kenyang yg merusak pencernkan.

dan susutkanlah air mata dari mata yg sudah penuh dari pelanggaran dan berlindungkah kini di bawa rasa penyesalan.

dan ingakrilah hawa nafsu dan setan janganlah patuh pada keduanya,dan apabila keduanya memberi nasehat kepadamu janganlah engkau hiraukan!!!

janganlah engkau patuh kepadanya dengan rayuan yg indah darinya,baik dia selaku hakim atau selaku musuh yg nyata bukankah engkau tahu tipu daya nya dalam pertengkaran dan pengambilan keputusan.

aku mohon ampun kepada allah dari kata-kata tanpa perbuatan,sungguh perkatan tanpa amal bagaikan orang-orang yg mandul.

aku telah memerintahkan kebaikan kepadamu,tetapi aku sendiri tidak melakukanya,akupun tidak meluruskan diriku sedangkan perkataanku padamu " luruslah engkau".

akupun tidak berbekal sholat sunnah ( hanya sholat fardu ) sebelum matiku, dan akupun tidak berpuasa kecuali puasa wardu.

bersambung.... ***